Barru-getarnews.com Pemerhati wisata Ilham Iskandar menilai pergantian pengelola objek wisata Pantai Ujung Batu Kabupaten Barru Sulsel belum sesuai ekspektasi. Menurutnya pergantian pengelola saat ini terlalu tergesa gesa terkesan hanya bentuk mengakomodir “timses” karena pengelola sebelumnya berbeda pilihan politik saat Pilkada digelar pada tahun 2024. “Cara seperti itu terus terang tidak memberikan edukasi yang baik kedepan.” Beber Ilham Iskandar.
Keterangan tersebut disampaikan Ilham Iskandar di kediamannya Jl. Ahmad Yani Rabu, (16/4) ketika dimintai tanggapannya terkait pergantian pengelola objek wisata Pantai Ujung Bantu yang sebelumnya dikelola oleh Ramli Nur Ketua Kelompok Sadar Wisata Kelurahan Sumpang Binangae.
Menurut Ilham Iskandar yang juga Ketua YAS Sulsel itu, pergantian pengelola mestinya bertujuan agar pengelolaan objek wisata Pantai Ujung Batu lebih profesional. “Seandainya pengelola yang baru adalah pihak ketiga yang punya modal investasi dan memiliki experience (pengalaman) di dunia wisata yang relevan, yah tidak ada masalah mungkin bisa diterima sebagai bentuk perubahan yang lebih tertata baik.” ungkap Ilham.
Menurut dia, mestinya pemerintah daerah membuka ruang yang luas kepada pihak ketiga yang berminat berinvestasi, kalau sesuai kriteria dan syarat yang telah ditentukan baru dibuatkan kontrak kerjasama. “Daerah kan diharapkan bisa efisiensi anggaran. Kalau model seperti sekarang ini, berarti pemerintah daerah harus mengeluarkan anggaran lagi untuk pembenahan ujung batu. Coba kalau swasta beban pemerintah tidak ada, sehingga anggaran bisa di alihkan untuk kebutuhan masyarakat yang sifatnya lebih urgen.” jelas Ilham.
Di banyak daerah lanjut Ilham pengelolaan objek wisata sudah lebih profesional. Saat ini potensi wisata sudah dikelola menjadi industri wisata. Iya mencontohkan Takalar dimana objek wisata pantai Galesong sudah dikelola secara moderen & profesional cuma memang masyarakat lokal tetap ada ruang berpatisipasi misalnya pihak investor tetap bermitra dengan kelompok sadar wisata yang ada di desa atau kelurahan tersebut, sehingga sama sama mendapat kan manfaat (effect ekonomi) termasuk pemerintah karena ada retribusi (PAD)
Ramli Nur pengelola sebelumnya ketika dihubungi getarnews.com mengaku kecewa karena sangat mendadak. Ia pun baru tau jika sudah terbentuk kelompok sadar wisata yang baru yang di beri nama inimi. Menurutnya kalau terjadi pergantian pengurus mestinya pihak Kelurahan ada penyampaian. “Makkiade, menjunjung tinggi etika orang Bugis.” Kata Ramli yang menjabat Ketua Kelompok Sadar Wisata sebelumnya. Dirinyapun mengakui masalah pergantian pengelola tentu tidak bisa dipisahkan dengan ekses Pilkada Bupati Barru tahun 2024. “Ini bentuk balas dendam politik, hanya masalah prosedur saja yang saya anggap tidak etis.” Ungkap Ramli melalui sambungan seluler.
Meski ia tidak lagi sebagai pengelola Ujung Batu bersama rekan -rekannya yang berjumlah 21 orang ia tetap bergelut didunia wisata. “Insya Allah tetap sebagai pencinta dan penggiat wisata kata Ramli Nur.” menutup pembicaraan dengan wartawan getarnews.com
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kab. Barru, Andi Unru ketika dimintai tanggapannya melalui WhatsApp hanya menjawab singkat bahwa kelompok sadar wisata yang baru hanya bertindak sebagai kolektor PAD.
Pantauan getarnews.com dilokasi objek wisata Ujung Batu mulai tampak ada perubahan dari depan dengan mengganti warna cat kuning pada pintu gerbang masuk.